Sedikitnya 28 pelajar di Cilacap positif menderita Human Immunodeficiency Virus (HIV). Angka ini adalah dua persen dari keseluruhan kasus HIV-AIDS di Cilacap.

Manajer Voluntary Counseling Test (VCT) RSUD Cilacap, Rubino Sriaji mengatakan hingga Juli 2019, secara akumulasi terdata sebanyak 1.444 orang di Cilacap menderita HIV-AIDS. Angka ini dipastikan bertambah menyusul pendataan yang terus dilakukan di VCT yang tersebar di seluruh Puskesmas dan beberapa rumah sakit di Cilacap.

“Ini angka akumulasi dari 2016. Pelajar dua persen,” katanya, di Cilacap, Selasa (27/8).

Rubino mengungkapkan, gaya hidup diduga menyebabkan angka definitif HIV-AIDS di kelompok remaja dan pelajar semakin tinggi. Terlebih, remaja dan pelajar lebih mudah menyerap gaya hidup baru yang diperolehnya lewat gawai.

Dia menyebut media sosial juga turut berpengaruh terhadap perilaku remaja. Salah satunya adalah seks bebas yang kini mulai mewabah di kelompok ini.

“Sekarang tidak hanya beli alat kontrasepsi. Mereka juga bisa memesan alat untuk mendeteksi HIV secara online. Saya pikir ini persoalan gaya hidup,” kata Rubino.

Sebab itu, kini pihaknya menggandeng dinas pendidikan untuk bersama-sama mengedukasi remaja dan pelajar perihal HIV-AIDS. VCT juga berkoordinasi lembaga pendidikan setingkat SLTP, SLTA dan perguruan tinggi untuk mensosialisasikan bahaya HIV-AIDS, penularan dan penanggulangannya.

“Secara berkala materi itu akan diberikan oleh petugas-petugas kami,” ujarnya,

Rubino mengemukakan, untuk penanggulangan penularan dan penanganan orang dengan HIV-AIDS (ODHA), kini seluruh Puskesmas Cilacap yang berjumlah 38 unit sudah memiliki fasilitas VCT. Fasilitas VCT juga ada di sejumlah rumah sakit dan fasilitas kesehatan (Faskes) baik milik pemerintah maupun swasta.

“Jumlah VCT 47 unit. Saya kira untuk sekarang cukup untuk mendorong kelompok rentan secara sukarela memeriksakan diri,” kata Rubino.

Ia juga mengimbau agar orang tua lebih memperhatikan pergaulan anaknya. Sebab, pencegahan penularan dan penanggulangan HIV dan penyakit menular seks lainnya harus didorong oleh semua pihak terutama keluarga. “Penularan paling tinggi karena seks bebas,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *