Jumlah penderita HIV/Aids  di Kabupaten Cilacap Jawa Tengah sudah menembus ribuan orang, sampai September 2020 totalnya mencapai 1.755 ODHA. 

“Tahun ini antara Januari – September ada penambahan kasus ODHA sebanyak 144 orang, total penderita  HIV/Aids mencapai 1.755 orang,” kata  Manajer Voluntary Counseling Test (VCT) RSUD Cilacap, Rubino Sriaji.

Menjadi mengejutkan, pada 2020 ada pergeseran penularan. Jika tahun tahun sebelumnya penularan HIV/Aids  didominasi  melalui transmisi seksual heteroseksual. Namun akhir akhir ini penularan didominasi oleh transmisi homoseksual, lelaki penyuka laki laki.

“Tahun ini tren penularan HIV/Aids di Cilacap bergeser, dari 144 kasus temuan hasil konseling serta pemeriksaan di puskesmas puskesmas penderita HIV Aids didominasi laki laki. Mereka tertular melalui hubungan sesama jenis,” kata Rubino dihubungi Portal Purwokerto, Senin 9 November 2020,

Menurutnya penularan HIV Aids antara sesama laki-laki di Cilacap seperti gunung es,  dan menjadi bom waktu ketika tidak dilakukan pencegahan.

Sebab kecenderungan perilaku laki-laki penyuka laki-laki seperti penyakit menular. Potensi untuk menyebarkan virus HIV Aids juga sangat besar.

Rubino mencontohkan berapa kasus kejahatan seksual, pencabulan terhadap anak laki-laki yang diungkap Polres Cilacap, seperti di kasus Kecamatan Cipari terhadap 30 orang anak. Pelakunya sudah ditangkap.

“Sebelumnya tersangka adalah korban kejahatan seksual laki laki penyuka laki-laki. Kemudian dia menjadi pelaku yang oleh wartawan diistilahkan sebagai predator,” kata Rubino.

Pada kasus kejahatan seksual lain yang diungkap Polres di Cilacap tersangkanya sudah bahkan sudah ODHA.

Rubino yang juga Menejer Komisi Penanggulangan Aids Daerah (KPAD) Cilacap menambahkan, dalam kasus pencurian yang melibatkan anak yang ditangani Polres Cilacap, juga terungkap pelakunya adalah ODHA. Dari hasil penelusuran tersangka tertular karena hubungan sesama jenis. Sebelumnya adalah menjadi korban kejahatan seksual sesama jenis. 

“Saat itu pelaku pencurian ternyata ODHA, tertular karena hubungan sesama jenis. sebelumnya adalah menjadi korban pelecehan seksual laki-laki penyuka laki laki. Sekarang dalam pantuan Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Cilacap,” jelas Rubino.

Diakui dari 1.755 ODHA, dari kalangan pelajar SMA, ASN, pekerja buruh TNI, Polri, pengusaha buruh hingga buruh migran, ibu rumah tangga hingga balita yang dilahirkan dari orang tuanya yang ODHA.

Penularan HIV/Aids juga karena gaya hidup, ada perubahan perilaku seks bebas.

Rubino menambahkan, untuk penanggulangan penularan dan penanganan orang dengan HIV-AIDS (ODHA), kini seluruh Puskesmas Cilacap yang berjumlah 38 unit sudah memiliki fasilitas VCT. Fasilitas VCT juga ada di sejumlah rumah sakit dan fasilitas kesehatan (Faskes) baik milik pemerintah maupun swasta.

“Jumlah VCT 47 unit. Saya kira untuk sekarang cukup untuk mendorong kelompok rentan secara sukarela memeriksakan diri,” kata Rubino.

Potensi sebagai predator atau tidak bisa dilihat perkembangannya 10 tahun akan datang dan hal tersebut bukan hanya menjadi tanggung, pemerintah KPAD, KPAI dan masyarakat.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *