Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap menemukan sekitar 1800-an kasus baru hingga Oktober 2021 lalu. Angka ini baru 80 persen dari target temuan tahun 2021 yakni 2.000 kasus.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap, dr. Pramesti Griana Dewi mengatakan, meski masih di tengah pandemi Covid-19, pemeriksaan VCT terus digencarkan untuk mempercepat penemuan kasus baru HIV/AIDS.
“Capaian kita sudah 81 persen dari target, walupun selama pandemi Covid-19 ada penurunan aktivitas (VCT),” katanya, dalam seminar dan rakor lintas sektor ‘Akhiri AIDS: Cegah HIV, Akses Untuk Semua’, Rabu (1/12).
Pramesti mengungkapkan, kelompok risiko tinggi kini tidak hanya berasal dari kaum heteroseksual atau homo seksual. Tetapi juga penyalahguna narkoba suntik dan orang yang banyak menjalani transfusi darah.
Temuan kasus juga tidak hanya di sekitar lokalisasi namun makin meluas dengan adanya kelompok rentan terselubung seperti homoseksual dan biseksual. “Ternyata di Kabupaten Cilacap juga cukup banyak. Tentu ini sangat berisiko dan kita selalu meningkatkan edukasi karena mereka kadang kurang terbuka, sehingga kita yang harus proaktif,” ujarnya.
Sementara, Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji menyatakan, Pemkab Cilacap siap mendukung eradikasi HIV/AIDS pada 2030. Target ini harus didukung komitmen dan konsistensi bersama untuk mengungkap kasus sebanyak banyaknya, dan melakukan penanganan secara tepat.
“Target tahun 2030 bebas, tidak ada lagi orang yang terkena HIV/AIDS. Ini tanggung jawab kita semua mempersiapkan generasi muda ke depan. Bagaimana menekan agar tidak ada lagi seks bebas dan menyimpang,” tandas Bupati.
Sebagai infomasi seminar dan rakor lintas sektor ini digelar dalam rangka peringatan hari AIDS sedunia tahun 2021. Acara tersebut menghadirkan dr. Rumi Sekarsati, Sp.PD dan Rubino Sriadji, S.Psi.,M.Si sebagai narasumber, dengan peserta 80 orang dari Dinas Kesehatan, petugas layanan HIV/AIDS RSUD Cilacap, konselor puskesmas dan RS Swasta, serta Komunitas Hubungan Sebaya.