Dinas Kesehatan Cilacap kesulitan menjangkau kelompok-kelompok rentan penuralan HIV-AIDS yang tersembunyi untuk menemukan kasus baru HIV. Akibatnya, jumlah kasus HIV baru di Cilacap tak sesuai dengan angka estimasi atau perkiraan.

Kepala Seksi Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2M) Dinas kesehatan Kabupaten Cilacap, Kuswantoro mengatakan dari angka estimasi 1.762 orang, baru ditemukan kasus HIV-AIDS sebanyak 1.365 kasus.

Angka itu diperoleh dari perkiraan berdasarkan analisis data per kelompok berrisiko dan potensi penularan. Analisis ini diklaim valid lantaran melibatkan berbagai kalangan, termasuk ahli.

“Untuk beberapa kelompok kita tidak terlalu sulit ya. Misalnya, kelompok resiko WTS. Yang sulit adalah menjangkau pelanggannya. WTS yang non-berdomisili itu yang sulit, yang WTS rumahan, yang mainnya online,” katanya di Cilacap, Selasa (27/8).

Kuswantoro menduga sisa yang belum terdeteksi ini berada di kelompok tersembunyi yang sukar dijangkau. Sebab, dilihat dari tren penularan, 40 persen kasus HIV baru di Cilacap salah satunya berasal dari kelompok ini, yakni kelompok homoseksual.

“Untuk men sex men. Laki-laki suka laki-laki. Ini tren kesakitannya itu meningkat, dibanding kelompok WTS dan kelompok lainnya. Ini paling tinggi adalah kelompok mereka. Mereka adalah kelompok yang hidden population, kelompok tersembunyi yang kita tidak bisa menanjangkau,” ungkapnya.

Diduga masih ada ODHA di kelompok lain yang enggan memeriksakan diri atau konseling. Kelompok lain yang tersembunyi adalah ibu rumah tangga yang angka kasusnya juga cukup tinggi.

Kuswantoro mengemukakan, untuk menemukan kasus baru, Dinas Kesehatan intensif memberikan sosialisasi penanggulangan HIV di kelompok-kelompok rentan. Harapannya, kelompok tersembunyi ini secara sukarela mau memeriksakan diri. Dengan demikian, penanggulangan HIV-AIDS bisa lebih cepat dilakukan.

“ODHA akan ditangani secara medis untuk mengantisipasi dampak ke ketahanan tubuh atau imun penderita. Dengan demikian, ODHA akan beraktivitas normal meski di dalam tubuhnya ada HIV. Identitas penderita HIV-AIDS akan terus disembunyikan,” ujarnya. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *